Sosialisasi strategi dukung belajar anak kesulitan belajar (seperti ADHD) sukses digelar mahasiswa KKN Pendidikan Luar Biasa pada Minggu, 16 November 2025, di Dusun Kalipenten, Sentolo, Kulon Progo. Kegiatan ini hadiri kurang lebih 18 ibu PKK yang antusias dari awal sampai akhir—sebagai bagian program inklusif menuju SDG 4 Quality Education.
Kegiatan dimulai dari penjelasan pentingnya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) ke-4 tentang Pendidikan Berkualitas yang menjamin pendidikan inklusif untuk semua anak, termasuk yang punya kesulitan belajar seperti ADHD dan anak dengan kesulitan belajar spesifik. Di Dusun Kalipenten, ibu-ibu PKK menjadi garda terdepan mendukung belajar anak di rumah, tapi sering kurang paham keterampilan dasar membaca-menulis dan kecerdasan majemuk menurut Howard Gardner. Observasi lokal menunjukkan 20-30% anak SD mengalami kesulitan ini, yang bisa memicu stres jika tidak ditangani tepat, sehingga sosialisasi ini menjembatani kekurangan pengetahuan agar keluarga menjadi lingkungan inklusif.
Tujuan utama mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-4 melalui materi presentasi tentang kecerdasan majemuk dan strategi penanganan ADHD, serta mengembangkan keterampilan pengasuhan inklusif untuk akses belajar yang sama di rumah. Sasaran utama adalah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-4 dengan fokus keterampilan dasar membaca-menulis dan guru berkualitas melalui peran orang tua, sementara sasaran tambahan adalah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ke-10 tentang Pengurangan Ketimpangan untuk inklusi anak dengan ADHD. Ibu-ibu dibekali panduan praktis seperti rutinitas positif dan pujian, agar 80% paham cara mendukung anak yang istimewa.
Rangkaian kegiatan mengikuti jadwal sederhana: mulai perencanaan riset kebutuhan dan penyesuaian presentasi pada minggu 1-2, desain infografis serta simulasi pada minggu 3, pelaksanaan lokakarya interaktif dengan diskusi dan simulasi pada minggu 4-5, pemantauan melalui tes sebelum-sesudah pada minggu 6, hingga presentasi draf berita di grup PKK pada minggu 7. Fasilitator mengurus presentasi dan simulasi, evaluator menghitung peningkatan pengetahuan, sementara penyebar membagikan handout serta tindak lanjut.
Hasilnya berupa presentasi digital, handout strategi, dan draf berita ini untuk web desa, ditambah testimoni seperti "Saya baru tahu anak saya cerdas auditory, sekarang saya dukung dengan saluran di YouTube dan TikTok," kata salah satu Ibu PKK yang hadir. Evaluasi menunjukkan peningkatan pengetahuan lebih dari 25% melalui survei, tingkat inklusi 75%, dan rencana lanjutan berupa lokakarya rutin bersama Dinas Pendidikan serta posyandu untuk pembelajaran sepanjang hayat.
Harapan dari sosialisasi ini adalah agar orang tua di Dusun Kalipenten lebih terampil mendampingi belajar anak sehari-hari, terutama bagi yang memiliki kesulitan belajar spesifik seperti ADHD. Dengan pengetahuan tentang kecerdasan majemuk dan strategi sederhana, mereka bisa menciptakan rumah sebagai lingkungan pendukung yang inklusif dan bebas stres. Pada akhirnya, anak-anak akan tumbuh lebih percaya diri dan meraih pendidikan berkualitas sesuai potensi masing-masing. (Kuni/UNY)