You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan KALIAGUNG
Kalurahan KALIAGUNG

Kap. Sentolo, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

Selamat Datang di Website Resmi Kalurahan Kaliagung. Jika ada Pertanyaan seputar Pelayanan Umum bisa WhatsApp Chat di nomor 085163242006 (Hari & Jam Kerja)

Kemeriahan Tawu Sendang Beji dan Sedekah Bumi di Pedukuhan Kleben

Administrator 21 Maret 2022 Dibaca 1.046 Kali
Kemeriahan Tawu Sendang Beji dan Sedekah Bumi di Pedukuhan Kleben

Kaliagung - Sendang Beji Kleben pada hari Minggu (20/03/2022) didatangi oleh warga Kleben dan sekitar untuk melihat acara Tawu Sendang Beji dan Sedekah Bumi (Wiwitan) yang diadakan oleh warga Kleben yang metupakan acara rutin setuap bulan ruwan untuk membersihana Mata Air Sendang Beji. Acara yang dihadiri oleh Kundha Kabudayan DIY, Bapak Edi Jatmiko, S.Sn., Lurah Kalurahan Kaliagung, Bapak Sugeng Nugroho, S.Psi., Ketua Kalurahan Budaya, Bapak Aris Kristian Widodo, S.Si., Bhabinkamtibmas Kaliagung, Aiptu Paryono, Babinsa Kaliagung, Sertu Sugeng Rohmawardi, Tim Pendamping Kalurahan Budaya, Pamong Kalurahan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Bregodo Brojo Mukti, dan warga Kleben.

Acara ini dimulai dengan penyerahan dan laporan komandan Bregodo Brojo Mukti kepada Ketua Panitia Bapak Suryadi, dan dilanjut dengan sambutan-sambutan. Dalam acara ini juga dibacakan Sejarah singkat Sendang Beji oleh Bapak H. Musofa, M.Pd.I. yang didampingi oleh Rois dan Juru Kunci Sendang Beji. Adapun sejarah tentang Sendang Beji dan Asal Mula nama Kleben adalah sebagai berikut : 

SEJARAH SENDANG BEJI
Konon keberadaan sendang beji ini yang diperoleh dari para sesepuh menuturkan bahwa sekitar tahun 1825 terjadi luapan air yang sangat besar dari sumber mata air,dan dikhawatirkan akan terjadi banjir ,maka atas inisiatif dan kearifan dari mbah Bekur ,pada saat itu menguusulkan kepada Pemerintah Desa untuk menutup mata air tersebut.tetapi ada juga Sebagian orang yang tidak setuju dan berkata “keleb yoben” akhirnya jadi nama dusun KLEBEN.

Maka disepakatilah untuk menutup sumber mata air tersebut dengan gotong royong dan dengan dibarengi laku spiritual oleh para sesepuh maka ditutuplah sumber mata air tersebut dengan menggunakan duk,padi,dan gong ,maka air yang keluar dari mata air tersebut dapat mengecil. Walaupun sudah ditutup sumber mata air tesebut tetapi masih terus keluar airnya,lama kelamaan terbentuklah genangan air yang besar,maka atas usul Projontani Pengasih luapan air dari mata air tersebut akan dibuat sendang yang ada padusannya dan rumah.Kemudian digerakkan masyarakat untuk gotong royong ,mengumpulkan batu untuk membuat tampungan air tersebut. Air dari sendang tersebut dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari,untuk mengaliri sawah sekitar, air sendang tersebut tidak pernah kerning walaupun kemarau Panjang sehinga dapat dimanfaatkan oleh warga dusun tetangga.

Jaman dahulu warga sekitar Sendang Beji tidak berani untuk membuat sumur,tetapi semenjak mbah seloutomo sekitar tahun 1978 membuat sumur,barulah warga sekitar berani membuat sumur sendang beji saat ini tinggal digunakan oleh beberapa keluarga,  digunakan untuk mandi ,mencuci, dan jika musim kemarau tiba barulah banyak warga yang memanfaatkan untuk mandi dan mencuci.
Mbah Bekur yang memiliki area sendang beji dan ditunjuk oleh projontani sebagai jurukunci sendang, memberikan wasiat ke anak cucunya dan masyarakat sekitar untuk malakukan “tawu sendang“ setiap bulan Ruwah.Dari mbah bekur kemudian wasiat itu dilanjutkan oleh anaknya yang Bernama simbah setro drono kemudian ke anak  palingtua dari mbah setrodrono yakni mbah karsodinomo,dari mbah karsodinomo ke mbah seloutomo dan sekarang mbah kromo samad.


SEJARAH NAMA SENDANG BEJI
Ada dua tokoh sakti waktu itu Bernama kyai Brojo dan Kyai Wilud. Kedua orang ini dimanapun bertemu pasti melakukan adu kesaktian. Di tengah ladang bertemu kemudian adu kesaktian, di tengah ladang tersebut kemudian diberi nama Ngroto, sekarang ini ini ditempati oleh tiga keluarga. Dari Ngroto kemudian Kyai Brojo melanjutkan pengembarannya dan beristirahat didekat sendang dengan membuat “amben siji”, yaitu dari satu lidi saja yang digunakan untuk tempat tidur akhirnya dikenal dengan nama Beji.

Narasumber Mbah Kromo Samad (Juru Kunci Sendang Beji Generasi V)

Acara ini diakhiri dengan acara wiwitan dan tebar benih nika di Sendang Beji untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup terjaga.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image