.jpeg)
Kaliagung - Relawan Habitat Indonesia dari Australia mengikuti pelatihan membatik di Kaliagung Batik, Kulon Progo, setelah berpartisipasi dalam pembangunan rumah layak huni.
Mereka belajar membatik dari awal hingga pewarnaan dan membawa hasil karyanya ke Australia.
Pada tanggal 18 Juni 2025, suasana di Kaliagung Batik, Kulon Progo, terasa berbeda dari biasanya.
Sejumlah relawan asal Australia yang tergabung dalam program kemanusiaan Habitat Indonesia mengikuti pelatihan membatik sebagai bagian dari pengalaman budaya mereka selama berada di Yogyakarta.
Kegiatan membatik ini bukan sekadar wisata edukatif biasa, melainkan telah menjadi tradisi setiap kali ada relawan internasional yang berkunjung ke wilayah Kaliagung. Hampir semua relawan yang datang tidak melewatkan kesempatan untuk belajar seni membatik secara langsung dari para pengrajin lokal.
Kedatangan para relawan kali ini memiliki latar belakang mulia. Sebelumnya, mereka terlibat dalam kegiatan pembangunan rumah layak huni bagi warga di Padukuhan Kaligalang, Kalurahan Kaliagung, Kapanewon Sentolo. Setelah menyelesaikan kegiatan tersebut, mereka melanjutkan pengalaman mereka dengan belajar membatik sebagai bentuk apresiasi terhadap budaya lokal.
Dalam pelatihan tersebut, para relawan dikenalkan pada seluruh proses membatik dari tahap awal hingga akhir. Dimulai dengan menggambar pola di atas kain, mereka kemudian diajarkan cara menggunakan canting untuk menorehkan malam pada motif yang telah digambar. Proses ini memerlukan ketelatenan dan ketekunan, namun para relawan menjalani setiap tahap dengan antusias. Selanjutnya, mereka belajar tentang teknik pewarnaan yang memberi karakter khas pada kain batik.
Para relawan menyampaikan bahwa ini merupakan pengalaman pertama mereka dalam membuat batik secara langsung. Bagi mereka, proses yang dilalui sangat menarik dan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kekayaan budaya Indonesia. Tak sedikit yang mengungkapkan rasa kagum terhadap kerumitan dan keindahan seni batik yang ternyata memerlukan keterampilan tinggi.
Menariknya, hasil karya batik buatan para relawan tidak hanya menjadi kenangan selama di Indonesia, tetapi juga diberikan kepada mereka untuk dibawa pulang ke Australia. Kain batik tersebut menjadi simbol pengalaman yang berharga sekaligus jembatan budaya antara dua negara.
Melalui kegiatan ini, tidak hanya semangat gotong royong dan kepedulian sosial yang terjalin, tetapi juga hubungan antarbangsa yang lebih kuat melalui penghargaan terhadap budaya lokal.
Kaliagung Batik pun semakin dikenal sebagai pusat edukasi budaya yang mempertemukan nilai kemanusiaan dan seni warisan leluhur Indonesia. (arum-sid)***
.jpeg)
