
Kaliagung - Di tengah arus modernisasi yang terus berkembang, tradisi Wiwitan Panen tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Kalurahan Kaliagung, khususnya di Padukuhan Banyunganti Kidul.
Tradisi yang sarat makna ini kembali digelar dengan penuh khidmat pada tanggal 13 Maret 2025, bertempat di Gedung Serbaguna setempat.
Wiwitan Panen merupakan bentuk kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Yang Mahakuasa atas hasil pertanian yang melimpah.
Acara ini juga menjadi momentum spiritual untuk memohon kelancaran selama proses panen berlangsung.
Prosesi Wiwitan dimulai pada sore hari dengan kirab ubarampe sesaji. Kirab ini diikuti oleh para pemilik lahan pertanian di kawasan Wareng, Banyunganti Kidul. Rombongan kirab memulai perjalanan dari Sendang Wareng, sebuah mata air yang disakralkan oleh masyarakat setempat, menuju Gedung Serbaguna dengan jarak tempuh sekitar 100 meter. Dalam kirab tersebut, para petani membawa berbagai perlengkapan sesaji sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur.
Setibanya di Gedung Serbaguna, acara dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh masyarakat seperti kaum atau rois. Doa dilakukan dengan menggunakan ingkung dan nasi tumpeng sebagai simbol persembahan kepada Sang Pencipta. Dalam suasana yang penuh kekhusyukan, doa ini menjadi bentuk permohonan agar hasil panen dapat berjalan lancar dan membawa berkah bagi seluruh warga.
Usai doa bersama, para peserta kirab melaksanakan ritual kembul bujana atau makan bersama. Tradisi ini menjadi lambang solidaritas dan kebersamaan antar sesama petani. Momen tersebut mempererat tali silaturahmi dan menunjukkan bahwa keberhasilan panen merupakan hasil gotong royong serta kerja sama yang kuat.
Acara Wiwitan Panen tahun ini juga dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, mulai dari pemilik sawah, tokoh adat, perangkat desa seperti Dukuh Banyunganti Kidul, hingga pendamping budaya. Kehadiran para tokoh ini menandakan betapa pentingnya pelestarian budaya lokal dalam memperkuat identitas masyarakat sekaligus menjaga harmoni dengan alam.
Melalui pelaksanaan Wiwitan Panen, masyarakat tidak hanya menunjukkan rasa syukur, namun juga menjaga nilai-nilai luhur budaya Jawa yang penuh dengan filosofi kehidupan. Tradisi ini membuktikan bahwa kearifan lokal memiliki peran besar dalam memperkuat struktur sosial dan spiritual masyarakat pedesaan.
Dengan tetap menjaga dan merawat tradisi seperti Wiwitan Panen, Kalurahan Kaliagung memberikan contoh nyata bagaimana budaya lokal bisa hidup berdampingan dengan kemajuan zaman. Warisan leluhur ini bukan hanya bentuk seremoni, melainkan cerminan nilai-nilai kebersamaan, syukur, dan penghormatan kepada alam yang patut dijaga untuk generasi mendatang. (arum-sid)***


.jpeg)