Kaligalang, 21 November 2025 — Sebanyak 24 orang tua yang memiliki anak usia 0–6 tahun mengikuti kegiatan sosialisasi tumbuh kembang anak yang diselenggarakan di Gedung PAUD Dusun Kaligalang setelah pelayanan Posyandu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja individu mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) jurusan Pendidikan Luar Biasa yang berfokus pada peningkatan pengetahuan masyarakat terkait perkembangan anak usia dini.
Sosialisasi ini dilaksanakan sebagai upaya memberikan bekal informasi komprehensif mengenai pentingnya memantau tumbuh kembang anak pada masa golden age, yakni periode krusial yang sangat menentukan kualitas perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan emosional anak. Pada kegiatan tersebut, orang tua mendapat penjelasan mengenai pengertian pertumbuhan dan perkembangan anak serta perbedaan antara keduanya, sehingga diharapkan mereka dapat memahami aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam perkembangan anak sehari-hari.
Materi yang disampaikan juga mencakup berbagai faktor yang memengaruhi tumbuh kembang, seperti nutrisi, kesehatan, lingkungan, pola pengasuhan, serta stimulasi yang diberikan orang tua. Penyelenggara menekankan bahwa perkembangan anak tidak hanya ditentukan oleh faktor biologis, tetapi juga oleh kualitas interaksi dalam lingkungan terutama dalam keluarga. Karena itu, peran orang tua menjadi sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal.
Selain itu, peserta diperkenalkan dengan SDIDTK (Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) yang merupakan pedoman nasional untuk memantau perkembangan anak secara berkesinambungan. Orang tua juga dikenalkan pada Tes Denver II, sebuah instrumen penilaian perkembangan anak berdasarkan empat aspek utama, yaitu gerak motorik kasar, gerak motorik halus, bahasa, dan personal-sosial. Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu orang tua mengenali gejala keterlambatan perkembangan sejak dini.
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya stimulasi yang sesuai usia, seperti permainan sederhana, interaksi verbal, aktivitas motorik, serta kegiatan sehari-hari yang dapat membantu mempercepat kemampuan anak. Penyelenggara memberikan contoh-contoh penerapan stimulasi yang dapat dilakukan di rumah dengan memanfaatkan benda-benda sederhana di sekitar anak tanpa perlu biaya tambahan.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap masyarakat semakin memahami bahwa pemantauan tumbuh kembang tidak hanya dilakukan ketika anak menunjukkan masalah, tetapi harus menjadi kegiatan rutin yang dilakukan secara berkala. Posyandu, puskesmas, dan pemantauan mandiri di rumah diharapkan dapat saling melengkapi untuk memastikan perkembangan setiap anak berjalan optimal.
Kegiatan ditutup dengan ajakan kepada seluruh orang tua untuk lebih aktif hadir dalam kegiatan posyandu berikutnya serta menggunakan alat pemantauan tumbuh kembang sebagai bagian dari rutinitas pengasuhan. Dengan meningkatnya literasi pengasuhan, diharapkan kualitas tumbuh kembang anak di Dusun Kaligalang dapat meningkat dan memberikan dampak positif bagi generasi mendatang. (Fani/UNY)