Yogyakarta, 21 Juli 2025 — Suara gamelan menggema serempak di kawasan Embung Giwangan, Yogyakarta, pada Senin (21/7), dalam gelaran Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) 2025. Acara yang digagas oleh Komunitas Gayam16 ini mengusung semangat kebersamaan dan pelestarian budaya melalui penabuhan gamelan massal yang melibatkan 17 kalurahan budaya serta sejumlah komunitas karawitan dari berbagai penjuru Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ratusan seniman, muda hingga sepuh, duduk berjajar menabuh gamelan dalam harmoni yang menyatukan tempo, rasa, dan jiwa budaya. Momen puncak terjadi saat seluruh peserta memainkan gending bersama, menciptakan suasana magis dan penuh kekhidmatan di tepi embung yang asri.
Salah satu kelompok yang turut memeriahkan festival ini adalah Kalurahan Kaliagung, yang mendapat kesempatan khusus untuk tampil bersama. Dengan penuh semangat, kelompok karawitan dari Kaliagung mempersembahkan karya musikal yang kental dengan nuansa tradisi lokal.
"Ini bukan hanya tentang seni, tapi juga tentang merawat warisan. Gamelan adalah denyut nadi kebudayaan Jawa," ujar salah satu panitia dari Komunitas Gayam16.
Festival ini menjadi ajang silaturahmi antar-kalurahan budaya dan komunitas, sekaligus ruang pembelajaran lintas generasi untuk terus menyalakan api tradisi di tengah arus modernitas.
Acara berlangsung dengan penampilan kolaboratif dan membawakan gending gamelan diantaranya, Ladrang Wirangrong, Ladrang Prosesi, dan Mars YeGeEf, memperlihatkan bahwa warisan budaya tidak hanya untuk dikenang, tapi juga untuk terus dikembangkan. (kholis-pndmpg)
