
Kaliagung - Pada Sabtu, 11 Mei 2025, Padukuhan Jetak menjadi saksi semangat gotong royong dalam kegiatan kerjabakti persiapan lahan pertanian bawang merah, yang merupakan bagian dari program Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Penerapan Administrasi Tanah Kas Kalurahan Tahun 2025.
Kegiatan ini menandai tahap awal dari upaya strategis alih fungsi lahan persawahan menjadi lahan pertanian produktif yang berorientasi pada pengembangan komoditas unggulan yakni bawang merah.
Lahan yang dikelola kali ini seluas 5,4 hektare, terletak di sisi utara area pertanian bawang merah yang telah berhasil diolah pada tahun sebelumnya di Padukuhan Jetak. Ini merupakan kali kedua proses konversi lahan dilakukan di wilayah ini, sebagai bentuk keberlanjutan dari keberhasilan panen dan pengelolaan lahan pada musim sebelumnya.
Program ini tidak hanya mengandalkan semangat kerja kolektif warga, tetapi juga mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, melalui alokasi Dana Keistimewaan (Danais) DIY Tahun Anggaran 2025 senilai Rp700 juta. Bantuan ini menjadi penopang utama dalam proses pembukaan lahan, pengadaan sarana produksi pertanian, serta penyusunan sistem administrasi pertanahan yang rapi dan berkelanjutan.
Kegiatan di Padukuhan Jetak menjadi bagian dari proyek pengembangan kawasan bawang merah yang lebih luas di Kalurahan Kaliagung. Selain Jetak, dua padukuhan lain yang juga menjadi sasaran program ini adalah Padukuhan Degung dan Kaliwilut. Pemerintah kalurahan menaruh harapan besar bahwa sentra-sentra baru ini akan menjadi pendorong utama peningkatan kesejahteraan petani dan memperkuat ketahanan pangan lokal.
Saat ini, setidaknya 70 petani dari Padukuhan Jetak aktif terlibat dalam pengelolaan lahan ini. Mereka bekerja secara bahu-membahu mempersiapkan lahan, mulai dari pembukaan tanah, penataan area tanam, hingga persiapan irigasi dan sarana produksi lainnya. Keterlibatan langsung petani dalam setiap tahap pembangunan ini membuktikan bahwa transformasi lahan bukan sekadar perubahan fisik, melainkan juga peningkatan kapasitas dan kemandirian petani.
Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan hasil pertanian dari lahan ini akan meningkat secara signifikan. Selain memberi nilai ekonomi bagi warga setempat, kegiatan ini juga mencerminkan komitmen kuat dalam pengelolaan aset kalurahan secara produktif, efisien, dan berkelanjutan. (arum-sid)***
.jpeg)
