Kaliagung - Sbanyak 11 pasangan calon pengantin ikut dalam program Tebar Benih Ikan Sipatin di Pokdakan Nila Lestari, Padukuhan Ngrandu, Kalurahan Kaliagung, pada Minggu, 1 Juni 2025, sebagai upaya mendukung penanggulangan stunting.
Dalam upaya mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan kesehatan di wilayahnya, Kalurahan Kaliagung meluncurkan sebuah kegiatan unik dan bermakna bertajuk Sipatin (Siap Atasi Stunting).
Program ini diwujudkan melalui aksi nyata berupa tebar benih ikan oleh 11 pasangan calon pengantin di Pokdakan Nila Lestari, Padukuhan Ngrandu, pada Minggu, 1 Juni 2025.
Acara yang berlangsung penuh semangat ini menggabungkan unsur edukasi kesehatan masyarakat dengan pendekatan berbasis lingkungan dan ketahanan pangan. Sebanyak 11 pasangan calon pengantin terlihat antusias saat menebar benih ikan nila dan lele ke kolam budidaya. Tidak hanya itu, masing-masing pasangan juga membawa serta pakan ikan atau pelet seberat dua kilogram sebagai bentuk dukungan lanjutan terhadap pertumbuhan ikan-ikan yang ditebar.
Kegiatan tebar benih Sipatin ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari strategi jangka panjang Kalurahan Kaliagung untuk memberdayakan calon keluarga muda agar lebih peduli pada asupan gizi, terutama bagi anak-anak yang akan mereka miliki kelak.
Dengan memelihara ikan konsumsi bergizi tinggi seperti lele dan nila, diharapkan mereka mampu menyediakan makanan sehat untuk keluarga, sehingga risiko stunting bisa ditekan secara nyata.
Lurah Kalurahan Kaliagung, Sugeng Nugroho, S.Psi., menyampaikan apresiasinya terhadap semangat para calon pengantin yang terlibat dalam program ini.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran keluarga muda dalam menciptakan generasi yang sehat sejak dini. Menurutnya, langkah sederhana seperti memelihara ikan bisa menjadi solusi konkret yang berkelanjutan untuk menghadapi masalah gizi buruk.
Turut hadir dalam kegiatan ini adalah Kamituwa Sudarman, Tim Sistem Informasi Desa (SID), serta para ibu pengelola Pokdakan Nila Lestari yang menjadi ujung tombak kegiatan budidaya ikan di wilayah tersebut.
Kolaborasi lintas elemen ini menjadi kunci suksesnya program Sipatin, karena menggabungkan inisiatif warga dengan dukungan pemerintah desa serta penyuluhan yang aplikatif.
Para peserta, yakni pasangan calon pengantin, mengaku senang bisa ambil bagian dalam kegiatan yang berbeda dari biasanya ini.
Selain mempererat hubungan mereka menjelang pernikahan, kegiatan ini juga membuka wawasan tentang pentingnya menjaga asupan gizi keluarga dari sumber pangan yang mudah dijangkau dan terjamin kualitasnya.
Melalui program ini, Kalurahan Kaliagung tidak hanya berupaya menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi di wilayahnya, tetapi juga membangun fondasi kuat dalam edukasi kesehatan keluarga sejak sebelum pasangan menikah.
Harapannya, langkah awal yang dilakukan lewat Sipatin ini dapat menjadi pemantik bagi desa-desa lain untuk menerapkan pendekatan serupa dalam menanggulangi stunting secara lokal.
Dengan menyinergikan nilai-nilai edukasi, gotong royong, dan pelestarian lingkungan, acara Tebar Benih Sipatin di Pokdakan Nila Lestari menjadi contoh nyata bahwa solusi atas masalah kesehatan bisa dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan bersama-sama.
Jika Anda mencari inspirasi program penanggulangan stunting berbasis masyarakat, maka inisiatif dari Kalurahan Kaliagung ini patut menjadi contoh. (arum-sid)***
